Sunday, December 4, 2011

Belajar Dari Hujan


Saya tinggal di kota Bogor yang terkenal dengan julukan kota hujan. Walaupun pada kenyataannya hujan tidak datang setiap hari namun bila dibandingkan dengan kota lain, frekuensi turunnya hujan di Bogor memang lebih tinggi. Itulah sebabnya kota ini disebut Kota Hujan.

Kini musim hujan telah datang. Hampir setiap hari cuaca di kota ini selalu diselimuti mendung dan bisa jadi hujan akan turun. Pernah suatu hari hujan turun dengan derasnya sampai petir dan kilatnya benar-benar membuat merinding. Saya amati hujan tersebut karena kini saya mengetahui bahwa disaat hujan turun setiap tetesnya itu selalu dibarengi dengan satu malaikat dan pada saat hujan merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Saya mengingat bahwa turunnya hujan dapat membawa berkah namun tidak sedikit pula yang mencelanya. Mungkin bagi kebanyakan orang yang telah mengalami masa kekeringan akan gembira ketika hujan datang karena bisa jadi kekeringan yang mereka alami akan berakhir. Banyak pula dijumpai ketika hujan orang akan berkata "yah hujann", "hujan datang, gatot deh rencana gue". Banyak sekali penyampaian ekspresi kekecewaan ketika turun hujan. Inilah pro dan kontra yang terjadi ketika hujan turun. 

Hujan dapat dianalogikan dengan kehidupan kita sehari-hari. Melihat fenomena pro dan kontranya masyarakat dalam menyikapi turunnya hujan, saya pun berprinsip ada kalanya manusia harus mengambil pelajaran dari sifat dari "si hujan". Lihatlah "si hujan" meskipun banyak yang memuji bahkan tidak sedikit yang mencibir dia tetap fokus menjalankan tugas dari Sang Khalik, yaitu menurunkan air ke muka bumi. Tidak mendengar pujian dan cibiran tersebut, sng hujan tetap rendah hati kepada Sang Khalik untuk menyelesaikan tugasnya itu. Itulah sifat hujan, konsisten terhadap tugas yang diberikan. Pujian tidak membuatnya tinggi hati, cibiran tidak membuatnya rendah diri. Hujan tetap turun. 

Sebagai manusia yang diberi tugas dari Sang Khalik sebenarnya kita harus mencontoh dari hujan. Tidak perlu tinggi hati ketika dipuji, tidak perlu rendah diri ketika dicaci bahkan direndahkan. Karena segala sesuatu jika kita niatkan hanya untuk menjalankan perintahNya, hanya Tuhan-lah yang kita harapkan RidhoNya. Bukan berasal dari manusia. Ketika segala usaha, pengorbanan hanya untuk mencari pujian belaka. Ketika dipuji tetaplah rendah hati, karena Tuhan tidak menyukai hambaNya yang berjalan dimuka bumi ini dengan perasaan sombong. Ketika direndahkan, disepelekan, bahkan dihina sekalipun janganlah rendah hati, luruskan niat hanya untuk Tuhan. Berputus asa malah merupakan salah satu bentuk ketidak percayaan kita kepada Tuhan.

Tetaplah melaju, optimis seperti layaknya hujan yang setia kepada perintah Penciptanya :)

Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment